ads

SB1M

yang dapat dilakukan di daerah resapan

saat musim hujan tiba sepertinya menjadi ”langganan” yang selalu terjadi. Hujan bukan mendatangkan    berkah,    melainkan    musibah,    dan masyarakat di hilir selalu was-was saat musim hujan datang.
Beberapa hal yang menyebabkan semua ini adalah karena di daerah hulu, di mana lokasi sebagai kawasan resapan air, sudah berubah untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan atau kadang peristirahatan bagi orang kota, pertanian,    perkebunan    dan    sebagainya.    Hutan dikorbankan, pohon ditebangi, dan perbukitan dipangkas.
Untuk itu daerah yang diperkirakan sebagai daerah tangkapan hujan, daerah aliran sungai yang umumnya ada di daerah hulu atau perbukitan perlu dihijaukan kembali. Tehnik atau pelaksanaan penghijauan kembali dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :
  • penanaman pohon buah di pekarangan, kebun atau dihutan. Dengan harapan pohon buah akan dirawat oleh masyarakat.
  • pembuatan biopori dihalaman perumahan, perkantoran, sekolah, rumah ibadah atau di perkebunan, ladang. Akan lebih baik lagi bila biopori ini dibuat pada daerah ladang yang telah melakukan pembuatan teras siring. Sehingga air hujan dapat meresap ke dalam tanah (lihat bab berikutnya).
  • pembuatan sumur resapan, di perkantoran, rumah, rumah ibadah, sekolah atau tempat-tempat lain yang diperkirakan dapa membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah.
Gambar di atas adalah kawasan perbukitan di daerah Tomohon (Minahasa) yang merupakan salah satu daerah tangkapan hujan, namun kini sudah berubah menjadi daerah perkebunan dan perumahan. Sebenarnya bisa dilakukan    perbaikan    lingkungan    untuk    membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi banjir, dengan cara pembuatan teras siring, biopori atau penanaman kembali di daerah puncak.

posting viral